Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Rabu, 11 Juni 2014

kisah sahabat sejati

Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi. Pesan Sponsor Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan. Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan. “Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.” “Mungkin sakit!” jawab Mama. “Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi. “Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati, Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung. “Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur “Momon, Pa.” “Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng. “Lantas!” Papa penasaran ingin tahu. “Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”. Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan. “Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya. “Lalu apa rencana kamu?” “Aku harap Papa bisa menolong Momon!” “Maksudmu?” “Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak. “Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa. Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa. “Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!” “Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!” Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri. “Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa. “Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.” “Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.” Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.

AYAH Oleh Ratih Anjelia Ningrum Disetiap tetes keringatmu Di derai lelah nafas mu Si penuhi kasih sayang yang luar biasa Demi aku kau rela si sengat matahari Hujan pun tak dapat membatasi mu untuk aku anakmu... Si setiap doamu kau haturkan segenap harapan Ayah... kan ku jaga setiap nasehatmu Di setiapnafas ku Di relung hati akan ku hangatkan nmamu Akan ku kobarkan semua impianmu Hanya untuk menikmati senyumu Di ufuk senjamu Ayah

Jumat, 02 Mei 2014

artikel ku



pengat gayo


Makanan adalah salah satu ciri khas dari suatu budaya, begitu juga dengan budaya gayo. Dan pengat adalah salah satunya. Pada kesempatan ini saya akan coba membahas tentang makanan khas gayo yang biasa disebut pengat.
            membicarakan soal makanan, pasti semua orang sangat membutuhkan makanan. Karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Semua orang pasti sangat menyukai makanan, khususnya orang-orang yang menyukai kuliner nusantara. Dan jika anda adalah salah satu pecinta kuliner nusantara,maka anda harus mencoba pengat gayo.
Pengat gayo ini terbuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan,Dengan cita rasa yang natural dan seadanya yang membuat makanan ini menjadi makanan yang luar biasa di kalangan masyarakat gayo. Bahkan saat ini,masyarakat aceh dan masyarakat jawa juga menyukai pengat gayo. Mengapa itu bisa terjadi?Karena saat ini sangat banyak wanita yang memiliki hoby memasak dan ingin mecari tahu resep-resep makanan dari daerah lain,termasuk saya sendiri.dan itu merupakan salah satu faktor yang membuat pengat gayo tidak awam lagi di kalangan masyarakat aceh, dan jawa.
Jika anda penasaran apa itu pengat gayo dan bahan-bahan untuk membuat pengat gayo.maka saya akan menjelaskannya.
Pengat gayo adalah makanan khas budaya gayo yang sangat digemari oleh kalangan masyarakat gayo yang sampai saat ini masih dilestarikan tanpa mengubah sedikitpun cita rasanya yang khas dari dahulu sampai sekarang. Bentuk makanan ini lebih mirip dengan “pepes” dan dimasak tidak menggunakan daun, melainkan dimasak seperti pembuatan gulai tetapi dimasak hingga tidak berkuah. Pengat gayo ini juga hamper sama atau bisa dikatakan kembar dengan “masamjaeng”, hanya saja pengat gayo tidak berkuah tetapi masamjing berkuah. Bumbu dan tambahan sayurnya juga sama,intinya pengat gayo dan masamjing ini memiliki persamaan yang banyak.
Pengat biasanya dibuat dari berbagai jenis ikan, khususnya ikan yang digunakan oleh masyarakat Gayo seperti ikan bawal hitam ataupun merah dan ikan depik, Bahan-bahan untuk membuat pengat gayo sangat relatif sederhana,seperti terong ungu,kacang panjang, ,dan lain-lain. Bumbu-bumbu untuk membuat pengat sangat mempengaruhi cita rasanya, bumbu pengat terdiri dari cabe merah, bawang merah,seliming,kunyit dan jeruk nipis.
Cita rasa yang sangat mencolok pada pengat gayo adalah asam dan pedas. Semakin pedas rasanya,maka semakin sedap pula rasanya. Saya rasa,jika anda mecoba pengat gayo ini pasti akan ketagihan dengan rasanya,apalagi dimakan bersamaan dengan nasi yang masih hangat. Jenis makanan ini dibuat tidak berkuah, dipastikan ikan benar-benar matang dan bercampur dengan bumbu. Biasanya memerlukan waktu 1 hingga 2 jam untuk membuatnya.
Pengat Gayo biasanya menjadi ciri khas ketika ada acara-acara tertentu seperti Mangan Morom atau makan bersama, pesta perkawinan dan penerimaan tamu agung, tetapi pengat ini sangat sering di masak di hari-hari biasa.
Ibu-ibu rumah tangga sangat sering memasak pengat untuk menu makan siang, mereka sering sekali mengambil ikan bawal sebagai inti dari pengat tersebut, hal ini disebabkan karena dagingnya terbilang banyak dan tekstur juga cocok untuk dijadikan pengat.
Manfaat pengat gayo ialah sebagai makanan khas budaya gayo,sebagai salah satu resep bagi pecinta kuliner dan yang paling penting ialah sebagai sumber mata pencaharian.  Karena saat ini saya telah melihat dan memperhatikan di daerah aceh tengah ini sendiri,sangat jarang terdapat cafe/warung makan yang menyediakan makanan khas gayo. Padahal itu bisa menjadi salah satu usaha untuk memperoleh keuntungan yang banyak. Karena masyarakat di aceh tengah ini sangat banyak yang penganguran dan hanya membuang-buang waktu walau hanya sedetik di kehidupan mereka.
Masalah yang sekarang ini sering muncul adalah pada saat ini sangat banyak anak remaja gayo yang tidak menyukai pengat gayo ini. Bahkan,mereka juga tidak tau cara membuatnya. Padahal itu makanan khas budaya mereka sendiri,makanan yang harus dikenang dan dilestarikan. Mungkin saja ini juga salah orang tua mereka yang tidak mau mengajarkan anaknya untuk mempelajari cara membuat pengat gayo tersebut.  jika terus-terusan bagini,lama-kelamaan pengat gayo ini pun menjadi hilang,lenyap dan punah.
Seharusnya kita sebagai anak remaja gayo harus bisa memperhatikan dan mengetahui hal sekecil apapun yang bersangkutan dengan budaya gayo,karena budaya itu sangat penting untuk di pertahankan dan di lestarikan sampai kapanpun.
Demikianlah sedikit ulasan yang berupa Artikel Budaya Gayo dan pentingnya mengetahui dan melestarikan makanan khas daerah gayo yang berupa Pengat Gayo. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari atikel yang telah saya sampaikan di atas.